Selasa, 04 Oktober 2011

APA ITU PROPOLIS...? ( part :1 )


PROPOLIS atau lem lebah adalah suatu zat yangdihasilkan oleh lebah madu. Dikumpulkan oleh lebah dari pucuk daun-daun yang muda untuk kemudiandicampur dengan air liurnya, digunakan untuk menambal dan mensterilkan sarang. Propolis bersifat disinfektan (antibakteri) yang-membunuh semua kuman yang masuk ke sarang lebah.
Lebah meliputi sarangnya dengan propolis untuk melindungi semua yang ada di dalam sarang tersebut dari serbuan kuman, virus, atau bakteri. Antara lain melindungi ratu lebah, telur, bayi lebah, dan madu. Sifat disinfektan alami yang terkandung dalam propolis sangat ampuh dalam membunuh kuman.
Lebah dipelihara di dalam kotak (sarang), propolis lebah lalu dikikis menggunakan alat khas atau kertas khusus. Selanjutnya dipanaskan sehingga 6o-7O°C untuk mencairkannya lalu menyarangkan lilin lebah dan kotoran lain sebelum menjadi water base. Warna propolis beragam meski pada umumnya cokelat gelap. Namun, kadang-kadang ditemukan juga propolis berwarna hijau, merah, hitam, bahkan putih tergantung dari sumber resin- Produksi propolis relatif kecil, 20 gram setahun dari 200.000 lebah. Karena warnanya yang cenderung gelap itulah banyak peternak lebah menganggap propolis sebagai kotoran.
Apalagi para peternak itu juga belum mengetahui khasiat propolis. Oleh karena itu, mereka justru membuang propolis dari sarang karena menganggap kotor. Padahal, untuk memanen propolis relatif mudah. Peternak tinggal mengerek secara hati-hati dan mengekstraknya. Nah, karena jarang dilirik peternak, penggunaan propolis untuk kesehatan kalah populer ketimbang produk lebah lain seperti madu dan royal jeli. Peternak lebah di Amerika Serikat juga menganggap propolis sebagai balian pengganggu. Propolis melekat di tangan, pakaian, dan sepatu ketika cuaca panas serta berubah keras dan berkerak ketika dingin.
Baru pada akhir 1990-an propolis dilirik sebagai bahan berkhasiat ketika Jepang meriset lem lebah untuk kesehatan. Takagi Y. dari Sekolah Kesehatan Universitas Suzuka membuktikan keampuhan propolis meningkatkan sistem imunitas tubuh. Riset lain dari University of Japan membuktikan propolis mengurangi risiko salat gigi. Dari pembuktian ilmiah itulah penggunaan propolis sohor di Jepang. Lembaga Riset Kanker Columbia (1991) menyatakan, dalam propolis terdapat zat CAPE yang berfungsimematikan sel kanker. Pemakaian zat CAPE secara teratur selama enam bulan dapat mereduksi kanker sebanyak 50 persen.
Berdasarkan riset yang dilakukan di laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu (LPT) UGM, produk propolis yang diteliti dapat menghambat sel kanker HeLa (sel kanker serviks), Si-ha (sel kanker uterus), serta T47D dan MCF7 (sel kanker payudara) dengan nilai IC50 berkisar 20 - 41 ug/rnl. Artinya, propolis dosis 20 - 41 fig/ml dapat menghambat aktivitas 50 persen sel kanker dalam kultur.
Sejalan dengan penelitian dr. Woro Pratiwi, M.Kes., Sp.P.D., dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM). Propolis yang diberikan selama satu bulan memiliki efek an-tikanker dalam organisme hidup. Itu ditunjukkan dengan menurunnya jumlah nodul atau tonjolan tumor dan menurunnya aktivitas proliferasi (penggandaan) sel tumor kelenjar payudara pada mencit. Namun, efeknya masih lebih rendah dibandingkan dengan pada mencit yang diberi obat kanker standar, doksorubisin.

Polifenol dan flavonoid, sebagian senyawa yang terkandung dalam propolis, kemungkinan berperan menghambat proliferasi sel kanker. Menurut Dr. Edy Meiyanto dari Fakultas Farmasi UGM, flavonoid biasanya mempunyai struktur khas yang mampu menghambat protein kinase yang digunakan untuk proliferasi sel. Jika protein kinase ini dihambat, proses fisiologi sel pun terhambat sehingga sel melakukan apopto-sis alias membuat program bunuh diri.
Menurut Prof. Dr. Mustofa, M.Kes., Apt. dari Bagian Farmakologi dan Toksikologi FK UGM, senyawa golongan flavonoid dan polifenol yang ada dalam propolis juga memiliki efek antioksi-dan dan antitrombositopenia.
Riset membuktikan propolis aman meski dikonsumsi dalamjangka panjang. Menurut Dra. Mulyati Saito, M.Si. dari LPT UGM, toksisitas propolis sangat rendah, mencit yang diberi propolis tiap hari selama satu bulan dengan dosis normal, fungsi dan kondisi organ tubuhnya tetap bagus serta tidak bermasalah. Dosis normal yang dimaksud setara satu sendok makan propolis di-larutkan dalam 50 ml air untuk konsumsi manusia. Propolis baru menyebabkan kematian separuh jumlah hewan uji pada dosis di atas 10.000 mg/kg bobot badan. Jika dikonversikan ke orang berbobot 60 kilogram, dosis itu setara konsumsi 0,6 kilogram propolis setiap hari.***
Nurwulan Ramadhani, mahasiswi Jurusan Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran Bandung.

Selasa, 20 September 2011

Mahkota Dewa


Mahkota Dewa: Herbal Penakluk Kanker

tags: Anti Kanker, Khasiat, resep, Resep Herbal



Tanaman obat memiliki nama yang unik dan wah.. Mahkota dewa namanya. Ia bisa membuat penderita penyakit ringan macam gatal-gatal, pegal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes,merasakan kesembuhan. Mengetahui khasiat tumbuhan satu ini, mungkin Anda segera berminat menanamnya. Betapa tidak. Tanaman ini ternyata punya khasiat luar biasa. Ia bisa menyembuhkan gangguan kesehatan dari yang ecek-ecek hingga yang nyaris tak ada harapan sembuh. Kalau cuma pegal-pegal, sehari dua hari bakal hilang. Flu? Wah, itu tugas yang juga bisa dibereskan dalam sehari dua hari. Diabetes pun bakal takluk dalam beberapa bulan.
Bagaimana dengan kanker? Meski butuh waktu bulanan, tanaman ini pun sanggup melawannya sampai titik darah penghabisan. Paling tidak itu berdasarkan pengalaman empiris banyak orang, termasuk yang merasa sembuh dari penyakit pada organ hati atau jantung, hipertensi, rematik, serta asam urat.
Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan menyeduh teh racik terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau enggak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat. Itulah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa).
Tanaman yang kabarnya berasal dari daratan Papua ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta dijuluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka.

OBAT HERBAL DARI JAMAN NABI S.A.W


Habbatussauda bisa Sembuhkan Diabetes Mellitus





Habbatussauda berkhasiat untuk mengobati Diabetes Mellitus. Kadar gula darah penderita DM bisa diturunkan karena Habbatussauda memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim glukosa-6-phospatase. Enzim ini berperan dalam metabolisme produksi glukosa dalam darah.
Diabetes Mellitus (DM) termasuk penyakit yang mesti diwaspadai. Ia menjadi penyakit dengan jumlah pasien terbesar pada sejumlah negara. Menurut data WHO, jumlah penderita DM di Indonesia menempati urutan ke-4 di dunia. Pada tahun 2006 diperkirakan di Indonesia terdapat sekitar 14 juta pengidap DM.
Penyakit ini perlu diwaspadai karena ia bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain seperti jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf.
Penyakit ini muncul akibat tubuh tidak mampu mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darah. Hal ini disebabkan kelenjar pankreas tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah memadai, dimana insulin ini berfungsi sebagai pengontrol kadar gula darah. Keadaan ini menyebabkan terjadi kelebihan gula yang bisa merusak pembuluh darah dan memunculkan komplikasi.
Mekanisme Habbatussauda dalam Mengobati Diabetes
Diabetes Mellitus insya Allah bisa diterapi dengan menggunakan Habbatussauda. Dalam buku Trio Herbal (Redaksi Trubus, 2010), mekanisme Habbatussauda dalam mengobati diabetes mirip kinerja thiazolidinedione – salah satu bahan aktif obat yang kerap dikonsumsi pasien diabetes. Senyawa ini mampu memperbaiki sensitivitas insulin dengan mengaktifkan gen-gen tertentu yang berperan dalam sintesa lemak dan metabolisme karbohidrat. Beberapa studi menunjukkan,thiazolidinedione juga baik bagi jantung, mampu menurunkan darah, dan meningkatkan LDL (kolesterol baik).
Hasil penelitian A. Al Hader, peneliti dari Faculty of Medicine Jordan University of Science and Technology, Yordania, menunjukkan kadar gula darah puasa kelinci percobaan diabetes yang diberi asupan alloxan – penyebab diabetes – menurun 12 % setelah 4 jam pascaperlakuan dan 21% setelah 6 jam.
Dalam penelitian itu tidak terjadi peningkatan kadar insulin. Artinya, mekanisme penurunan gula darah diduga bukan disebabkan oleh meningkatnya jumlah insulin. Namun turunnya kadar gula darah disebabkan kemampuan Habbatussauda menghambat aktivitas enzim glukosa-6-phospatase. Enzim ini berperan dalam metabolisme produksi glukosa dalam darah. Jika kerja enzim itu distop maka kadar glukosa darah pun turun.
Penelitian lain dilakukan Tissera MHA et. al. pada tahun 1998 terhadap 55 penderita diabetes. Sebagaimana dikutip oleh dr. Hendrik M. Kes dalam bukunya Habbatus Sauda Thibbun Nabawy untuk Mencegah dan Mengobati Berbagai Penyakit, hasil studi tersebut disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah secara bermakna pada 72,7 % dari penderita diabetes yang menerima ekstrak minyak Habbatussauda dengan dosis pemberian 2 x setengan sendok teh (2,5 ml) / hari dengan cara diminum selama sebulan.